|

Rabu, 29 Agustus 2018

Pengantar Mata Kuliah Ayat dan Hadis Ekonomi

Assalamu 'alaikum ............

Mahasiswa Strata Satu (S1)
Jurusan Ekonomi Syariah (ES)
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI)
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pekalongan

Selamat bertemu dengan saya di mata kuliah Ayat dan Hadis Ekonomi (AHE)
Salah satu Mata Kuliah dalam Kurikulum Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)
Semoga bisa memahami materi kuliah dan bermanfaat

Sebelum kita di kelas atau di dunia maya membicarakan tentang mata kuliah kita, ada baiknya saya sampaikan beberapa hal yang harus mahasiswa ketahui dan perhatikan.

Pertama :

Kita sepakati terlebih dahulu, bagaimana kita seharunya berinteraksi di kelas (pertemuan tatap muka di kelas), yang biasa dikenal "Kontrak Belajar". Sekaligus saya memperkenalkan siapa saya. "Tak kenal, maka tak sayang". Saya ingin menjadi dosen yang disayang mahasiswa. Tapi sebelum itu, baca dulu petunjuk kuliah dengan saya, agar kuliah kita lebih mengena sesuai target pembelajaran dan bila nanti sewaktu-waktu ada informasi yang ingin saya sampaikan.

Kedua : 

Mata kuliah Ayat dan Hadis Ekonomi (AHE) merupakan Mata Kuliah dalam Kurikulum Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) pada Jurusan Ekonomi Syariah. Oleh karena itu, mahasiswa harus menguasainya. Tetapi, dalam pikiran saya, mata kuliah Ayat dan Hadis Ekonomi (AHE) adalah mata kuliah yang "tidak penting", mata kuliah "sekedar pendukung" dan mata kuliah "asesoris". Tidak boleh marah dulu ya. Alasannya adalah tanpa mata kuliah ini pun mahasiswa harus dan wajib membaca al-Qur'an dan Hadis sebagai seorang muslim untuk mengetahui "kehendak" Allah dan Rasulullah Saw. Jika mata kuliah ini tidak penting, mengapa dipelajari pada Jurusan Ekonomi Syariah ? Untuk menjawab pertanyaan tersebut ada beberapa alasan :

  • Asal usul dan pengembangan Ekonomi syariah secara prinsip dan normatif bersumber dari sumber otoritatif, yaitu al-Qur'an dan Hadits. Oleh karena itu, sebagai pegiat, mahasiswa, dan calon ekonom syariah harus mengetahui sumber ekonomi syariah, yaitu al-Qur'an dan Hadits.
  • Membuat pemetaan (mapping) dalam pemahaman materi ekonomi syariah yang sangat kompleks, sehingga mahasiswa mampu berargumen (misalnya) dalam al-Qur'an pun Allah SWT berfirman atau membicarakan tentang produksi, dan sebagainya. 
  • Didukung dengan pemahaman ilmu ekonomi, mahasiswa mampu menciptakan dirinya agar lebih sensitif ketika membaca al-Qur'an dari sudut pandang keilmuan ekonomi sebagai pisau bedah dalam mengkaji al-Qur'an.
  • Interaksi dengan masyarakat (yang belum memahami ekonomi syariah dan cakupannya, apalagi masyarakat yang religius) "memaksa" mahasiswa atau alumni jursan ekonomi syariah akan menjadi tempat bertanya tentang dalil (aksioma) tertentu yang membolehkan atau yang melarang dari sudut pandang ekonomi syariah, tentunya akan melibatkan rujukan otoritatif, yaitu al-Qur'an dan Hadits. Bayangkan bila mahasiswa atau alumni tidak tahu dan tidak mau belajar, apalagi tidak mau memahami.
Argumen di atas, dalam konteks keilmuan disebut analisis Filsafat Ilmu terhadap suatu mata kuliah yang harus dipelajari oleh mahasiswa. Setiap mata kuliah harus ada argumen analisis Filsafat Ilmu, mengapa harus dipelajari.

Sebagai penjelasan, bahwa Filsafat ilmu memiliki tiga sudut pandang analisis, yaitu :
  • Ontologi : berbicara tentang apa ? (jati diri)
  • Epistemologi : berbicara tentang bagaimana ? (cara, metode, prosedur, mekanisme)
  • Aksiologi : berbicara tentang untuk apa ? (tujuan, manfaat, urgensi)
Ketiga :

Dalam pembelajaran mata kuliah Ayat dan Hadis Ekonomi (AHE) dapat menggunakan berbagai macam  pendekatan, antara lain pendekatan tasawuf, pendekatan dakwah, pendekatan tafsir,  dan pendekatan filsafat.

Pada kelas mata kuliah Ayat dan Hadis Ekonomi (AHE) yang saya ampu, pendekatan yang dipilih dan digunakan adalah pendekatan filsafat. Jangan dibayangkan betapa rumit dan mengerikannya pendekatan filsafat. Namun yang dimaksud pendekatan filsafat di sinilah hanyalah lebih menitikberatkan pada argumentasi yang rasional, ilmiah dan berpikir sistematis. 

Pendekatan ini dipilih tentunya dengan alasan berikut :
  • Mengkaji Ayat Ekonomi dikombinasikan dengan isu atau fenomena ekonomi kontemporer
  • fenomena dan perkembangan ekonomi serta pengembangan ilmu ekonomi dan isu-isu yang berkembang sangat rasional, sehingga mahasiswa harus juga bisa menjelaskan secara rasional sekalipun bersumber dari al-Qur'an.
  • Pendekatan tafsir pun digunakan dalam mata kuliah Ayat dan Hadis Ekonomi (AHE) ini, tetapi porsinya sebagai penunjang.
Keempat :

Dalam Pembelajaran Orang Dewasa (Andragogi), saya ingin membangun kesadaran mahasiswa yang berbasis HATI pada tiga ranah pembelajaran (taksnomi bloom) yang lazim dalam dunia pendidikan, yaitu :
  • Ranah Kognisi (nalar)
  • Ranah Afeksi (rasa atau empati)
  • Ranah Psikomotorik (praktis)
Harapan dosen selalu ada, semoga mahasiswa mampu terasah tiga ranah tersebut, sebagai indikator sukses dan tidaknya proses pembelajaran di kelas. Oleh karena itu, dalam pembelajaran mata kuliah Ayat dan Hadis Ekonomi (AHE) ini, saya menggunakan 2 (dua) pendekatan, yaitu (1) "Galau"-nya Rasulullah SAW, dan (2) "Keteraturan" Singapura sebagai negara.

Penjelasan  pendekatan pertama begini :

Ketika paman Rasulullah SAW (Abu Thalib) meninggal dunia, beliau merasa "galau", karena pamannya meninggal dalam keadaan tidak memeluk Islam. "Galau"nya Rasullullah SAW dijawab oleh Allah dalam QS al-Qashas (28) : 56, yang intinya bahwa : "Muhammad, kewajibanmu adalah menyampaikan (memberi pengetahuan) tentang Islam kepada manusia (dalam tafsir disebut hidayah al-irsyad), adapaun tentang tergeraknya hati untuk memeluk Islam adalah urusanku (dalam tafsir disebut hidayah al-taufiq)"

Maknanya, pada mata kuliah Ayat dan Hadis Ekonomi (AHE) ini, saya sebagai dosen hanya menunjukan berbagai hal tentang pembelajaran mata kuliah ini, tentang tergerak atau tidaknya HATI mahasiswa untuk belajar adalah urusan Allah SWT., semoga terjadi switching (lompatan) perubahan pada diri mahasiswa.

Penjelasan pendekatan kedua begini :

Semua orang hampir mengakui bahwa Singapura adalah negara (kota) yang teratur, tertata rapi, bersih, dan lain sebagainya. Jika dianalisis secara sederhana, ada dua cara yang dilakukan oleh aparatur negara untuk mengelolanya, dengan cara : pertama, membangun kesadaran kepada warga negaranya untuk hidup teratur di semua aspek, tetapi tentunya masih ada warga yang sulit diajak kesadarannya untuk hidup teratur. Oleh karena itu, negara menggunakan cara yang kedua, yaitu memaksa warga negaranya untuk hidup teratur, misalnya dengan denda, hukuman penjaran (bagi warga negara yang melanggar), dan lain sebagainya.

Maknanya, dalam pembelajaran mata kuliah Ayat dan Hadis Ekonomi (AHE) ini, saya tidak akan menggunakan cara kedua yang dilakukan oleh Singapura dalam menata negaranya, yaitu memaksa mahasiswa untuk belajar dalam memahami dan menguasai mata kuliah Ayat dan Hadis Ekonomi (AHE) ini. Tetapi saya akan memilih cara pertama yang dilakukan oleh Singapura dalam menata negaranya, yaitu membangun kesadaran, bahwa mahasiswa adalah orang dewasa yang dengan HATI-nya harus memiliki kesadaran untuk menata tiga ranah pembelajaran di atas, agar pantas disebut sebagai ORANG DEWASA yang sedang belajar. Semoga begitu. 

Berkaitan dengan capaian pembelajaran dalam kurikulum KKNI yang berbasis outcome, maka mata kuliah Ayat dan Hadis Ekonomi (AHE) berorientasi pada kompetensi mahasiswa agar mampu :
1. Membaca Ayat dan Hadis yang berhubungan dengan Ekonomi

2. Menulis Ayat dan Hadis yang berhubungan dengan Ekonomi
3. Menghafal Ayat dan Hadis yang berhubungan dengan Ekonomi
4. Memahami Ayat dan Hadis yang berhubungan dengan Ekonomi

Kompetensi tambahan, namun penting, adalah kompetensi mahasiswa untuk mengenal dan mengoperasikan software yang berkaitan dengan Ayat dan Hadis Ekonomi, baik penulisan maupun pelacakan sumber. 

Semoga bisa memahami tulisan ini. 

Kritik dan saran, saya tunggu untuk memperlancar interaksi pembelajaran di kelas 
Selamat belajar 
Semoga Sukses

Wassalam ..........
Comments
0 Comments